Monday, January 31, 2005

Jurnal : jelajah kota di Asia Tenggara

Image hosted by Photobucket.comPerjalanan menjelajah Asia Tenggara yang saya jalani ala backpacker ternyata tidak terlalu banyak menghabiskan uang banyak, biaya akomodasi dan transportasi yang keluar, tidak lebih dari Rp. 5 jt-an diluar biaya fiskal. Jadi kalau ingin perjalanan menjelajah Asia Tenggara ala backpacker disarankan tak usah ikut travel atau tour, biayanya (cmiiw/ mungkin) bisa bakal lebih mahal, tapi keuntungan tour atau pake travel, kita tahunya semua beres dari segi akomodasi dan transportasi, sementara ala backpacker… yah begitulah, kita pesan tiket atau booking dulu, jadinya ribet banget, selain itu kita musti sabar dan juga kudu telaten buat survey , tapi di situlah asiknya. Ada kepuasaan tersendiri saat merencanakan jalur, menentukan waktu hingga memperkirakan biaya, ada tantangannya dimana kita harus pinter2 mengkalkulasi rencana, terutama mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa terjadi selama nanti di perjalanan.

Image hosted by Photobucket.comUntuk perjalanan yang saya lakukan di bulan January, pemesanan tiket pesawat dan booking hotel sudah saya lakukan dimulai sekitar bulan November, karena pesan tiket jauh-jauh hari, maka saya mendapatkan harga yang murah untuk penerbangan Jakarta – Kualumpur, Bangkok – Kualalumpur dan Kuala Lumpur – Jakarta (tiket pulang). Untuk tiket bis dan keret api rencananya saya beli di lokasi karena beli online agak ribet, sementara booking Hotel saya lakukan via internet.

Perjalanan yang saya rencanakan adalah Jakarta–Kuala Lumpur–Johor Bahru–Singapore-Phuket–Bangkok-Siem Reap/Phon Phen (Kamboja)-Saigon-kembali ke Bangkok-Kuala Lumpur-Jakarta. Rencana waktu tempuh selama 12 hari, semua perjalanan dilakukan mengunakan pesawat, bus dan kereta api. Karena waktu mepet saya hanya melakukan singgah di tiap kota hanya 1 malam saja, terkecuali di Bangkok, saya rencanakan 3 hari karena di BKK direncanakan banyak melakukan wisata ke banyak tempat yang menarik.

Selama menjelajah kota-kota di Asia Tenggara, banyak hal baru yang saya temui baik selama mengurus segala macam tiket hingga kejadian2 yang tidak terduga misal : saat memulai keberangkatan di bandara Cengakareng saya mangalami hal yang tak enak yaitu tertundanya penerbangan, sempat nyasar waktu pake subway di Singapore, dibohongin ama supir taksi di Johor Bahru, merasakan sholat Iedhul Adha di Bangkok... disangka orang Thailand terus dimarahin gara gara masuk temple/wat nggak buka sendal ooch.... pokonya banyak kejadian lucu dan tentunya mengesankan. Biar tambah seru dan bikin iri (he he he) semua pengalaman itu saya tuangkan kedalam bentuk tulisan atau anggap saja catatan perjalanan saya (siapa tahu ada yang berminat juga dan jadi bahan referensi) dalam menjelajah kota-kota di Asia Tenggara.

Jurnal dibawah ini merupakan episode pertama, berhubung banyaknya tulisan yang saya buat ternyata berpuluh-puluh halaman :))) jadinya saya singkat dan dibuat menjadi 9 bagian.Jadi semua catatan perjalanan, saya pisahkan sesuai rute yang saya tempuh dan saya rangkum menjadi sekitar beberapa episode.

Episode 1 : Selamat Datang di Dunia Percutian

Jelajah kota di Asia Tenggara
Episode 1 : Selamat Datang di Dunia Percutian
Route : Jakarta - Kuala Lumpur
Day : 14.01.05


Image hosted by Photobucket.comHari Jumat siang usai sholat Jumat di mesjid di sekitar Mampang siang pukul 13.00 wib dengan diantar kawan, saya berangkat menuju Bandara Cengkareng.. Memanggul ransel berisi celanan jeans lusuh, peralatan mandi & sholat, obat-obatan, kamera, mp3 player, raincout, topi, dan beberapa potong pakaian (nggak potonganlah, yang pasti layak pakai...:)

Rencananya sih saya mau mencoba menyusuri jalan-jalan di kota Asia Tenggara seperti Singapore, kemudian bakal ke Kuala Lumpur mencoba serunya jalan-jalan di Penang kalau sempat mampir di Phuket udahnya melanjutkan ke Bangkok melintas Saigon berharap sua dengan vietcong terus ke Phon Phen (kuil Anchor tentunya) terus....terus ke Paris... loh kok Paris...emang Paris di Asia Tenggara ??? (tentu tidak ...paris pan di yurep - (baca europe).

Berangkat dari Jakarta menuju ke Kuala Lumpur saya memakai jasa penerbangan A**A** (nggak perlu disebutin yach ntar disangka promosi). Harusnya berangkat jam 15.00 wib berhubung ditunda dengan alasan yang tidak jelas, pesawat baru berangkat jam 18.00 wib.
Duh nasib.... heran tiap mau melakukan perjalanan jauh pasti ajah ada yang namanya urusan telat - menelat. 3 jam bow, nunggu... kalo pake Argogede dari Jakarta pasti udah nyampe Bandung...

Disini rasanya petualangan sudah mulai terasa, gara2 telat berangkat, kebayang nyampe Kuala Lumpur jam 11 malam. Kalau udah malam disana apa yang musti dilakukan???. Datang telat ke gambir jam 11 malam sih kagak ngaruh tinggal pake taksi langsung berangkat ke lokasi tujuan. Disana??? Wuah belum kebayang deh….

Pukul 18.00 keretapun eh pesawatpun berangkat, akhirnya terbang juga, walau hati tak menentu, soale nyampe Kuala Lumpur kira2 pukul 10 malam, whuah ntar disana rencana pasti berubah deh, sepanjang jalan jadi cemas, bukan penerbangannya tapi tiba disananya ituloh....pan rencananya mau pake bas (bus disono bacanya bas, jadi saya musti ngebiasain.. :P ), berhubung tiba malam jadinya belum kepikir ntar mau pake apa...

Tiba di bandara, akhirnya rasa was-was itu hilang, lupa sudah perasaan khawatir, waktu menunjukan pukul 23.00 si ‘cemas’ itu hilang berganti dengan rasa senang, ini pertama kali saya menginjak kaki di bandara KLIA. Konon katanya Bandara ini baru dibuka 1998, fasilitasnya relatif masih baru dan serba modern, Kuala Lumpur International Airport, disingkat: KLIA, diresmikan oleh, Yang di-Pertuan Agong Tuanku Ja'afa pada tangal 27 Juni 1998. Loh kok saya bisa tahu, yah tahulah... gimana sih , orang baca prasastinya kok , ada tuh di dekat lobi… he he he.

Rencananya di KL saya akan menginap di tempat kawan saya sebuah apartement. Dalam catatan perjalanan yang saya rancang, begitu tiba di Bandara sebenarnya saya cuma tinggal menggunakan KRTM (itu tuh kereta cepatnya kebanggan Malaysia) setelah itu dilanjut dengan mengunakan monorail sampai setasiun Bukit Bintang. kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju apartemen.

Tapi hari genee... jam 11 malam bengong di bandara, rencana harus disusun ulang. Dari Bandara ke stasiun singgah KRTM jadwal terakhir pukul 2, tapi udah di setasiun singgah ke lokasi kayanya nggak mungkin pake monorail... karena udah dikasih tahu monorail kalo malam nggak jalan. Alternatifnya ntar pake taksi. Pake TAKSI?? yah masa backpacker pake taksi... ngak seru donk...(bukannya nggak seru tapi argonya jo!!!.. soale, jauh banget katanya seh kira kira jarak Jakarta ke Bogor)

Termenung melihat arsitektur bandara, ternyata bikin gatal juga nurani buat motret. Berbekal kamera handycam dan kamera digital membuat saya mabuk untuk jeprat jepret foto-foto, membabi buta ,mumpung memori kamera digitalnya gede, kayaknya nggak ada sudut yang terlewatkan, toiletpun saya sambar juga detail ruangn ya (buat image stock, kali kali ada yang beli :), sampe nggak sadar ternyata jam sudah menunjukan jam Pukul 00.30 WKL (Waktu Kuala Lumpur) malam.... adoy...udah pagi neeh (adoy itu logat melayu artinya adouhh....aduh... duch.. adouh yah begitulah bunyinya), akhirnya saya putusin ambil ransel dulu di bagasi.

Image hosted by Photobucket.comBerjalan sepanjang koridor bandara menuju tempat pengambilan bagasi (Bagage claim) cukup menyenangkan Di sebelah koridor tempat saya berjalan, ada banyak berjejer tempat duduk panjang berwarna biru muda dan saya lihat ada beberapa bule tidur, satu diantaranya seorang ibu muda yang mendekap anaknya lelap tertidur berbuntal selimut (suasana didalam bandara saat itu cukup dingin) sementara dibangku lainnya saya lihat juga beberapa bule dengan enaknya tidur selonjoran, tas-tas besar dibiarkan bertumpuk diantara kaki kaki mereka. Sepertinya backpacker juga neh :).

Ditempat lainnya berkumpul sekumpulan ..hmm kayanya dari India deh hitamnya kaya Raju :), bangku di sini tidak berpilah pilah kaya tempat duduk metromini tapi panjang dibalut lembaran busa lembut, kemungkinan didesain untuk bisa di pake tiduran, sementara sepanjang koridor ada eskalator berjalan, jadi untuk mereka yang malas jalan tinggal masuk gang (eskalator) dan melajulah kita….(lihat attach), disini pun tampak ada wastafel... saya pikir ini tempat buat basuh muka..eh ternyata saya salah. Wastafel ini airnya dapat langsung diminum, saya isi botol kosong saya untuk persiapan, dan itung2 penghematan uang ketimbang beli air dalam kemasan.

Image hosted by Photobucket.comSebelum masuk tempat klaim bagasi, di sebelah kanan ada tempat penukaran uang. (Lihat attach). Tampak ada beberapa orang mengantri untuk menukar uangnya, didepan antrian saya tampak orang India hitam besar bersorban mirip Amitabachan sibuk menghitung uang dan ada sedikit ketegangan antara dia dengan petugas penukaran uang (wah sepertinya tukeran duitnya kurang).


Disini saya tukar rupiah sebesar Rp. ***rb ke Ringgit Malaysia. Uang sebesar itu saya hitung cukup untuk biaya akomodasi, makan dan keperluan lainnya. Setelah mengambil ransel, saya keluar menuju ruang pabean , disinilah kelebihan bandara ini, arsitekturnya yang simple memudahkan kita untuk masuk ketempat berikutnya secara mudah dan jelas, kita langsung diarahkan (oleh penunjuk arah / signage / pictogram) masuk pabean untuk urusan imigrasi, tidak seperti Indonesia disini tidak ada biaya ini-itu yang nggak juntrung jelasnya, tidak ada biaya fiscal atau biaya aneh lainnya, pemeriksaanpun nggak terlalu lama, setelah mengisi form kedatangan, diperiksa paspor, saya langsung keluar menuju lobi. Terminal kedatangan berada di lantai 3, klaim bagasi ada di lantai 2 dan lobi tempat yang saya tuju ada di lantai 1. Ada beberapa fasilitas untuk turun naik pakai tangga berjalan atau lift.

Di lobi saya menemukan beberapa tempat untuk makan seperti Burger King, Mc Donald dan juga beberapa tempat yang saya lupa namanya, cukup banyak pilihan dan mereka buka 24 jam, setelah berpusingan saya putuskan beristirahat di Counter Burger King….. bukan apa-apa, pelayan wanitanya cakep2, khas Malaysia pake kerudung, wanita muda kira kira umur 22an ….he he he.. Uih… sit suiw… disini saya duduk makan ,bukan ngeliatin mereka tapi duduk imut sok manis menyusun strategi karena hari sudah malam sudah tidak mungkin pake bis, saya buka map rencana perjalanan, mencoba mengingat-ngingat, kira kira plan “B” apa yang harus saya jalankan, pake taksi belum kebayang berapa, lagian pan backpacker masa pake taksi (’’,”), rencananya mau pake KRTM ke lokasi tempat kawan saya di daerah Bukit Bintang (daerah itu kalo di Bandung kaya Dago/Ciumbuleuit yah daerah tinggilah). Coba beberapa kali menghubungi kawan saya ini ternyata nggak diangkat2 hpnya kayanya nggak aktif. Keringat dingin mulai keluar, wah gimana nih, jauh dari sanaksaudara tak ada teman tak ada kawan... alamat tidur di bandara neh…malam gini bosss tak tahu harus gimana…tegang tapi seru…

Sunday, January 30, 2005

Episode 2 : Suatu pagi di Kuala Lumpur

Jelajah kota di Asia Tenggara
Episode 2 : Suatu pagi di Kuala Lumpur
Location : Bukit Bintang Apartement
Day : 15.01.05


Image hosted by Photobucket.comPukul 02.00 WKL (Waktu Kuala Lumpur) dini hari, saat ini saya berada di bandara antar bangsa Malaysia, ini bagian dari rancangan perjalanan jelajah kota di Asia Tenggara, rencana perjalanan backpacker malam ini adalah berangkat dari Bandara KLIA (Kuala Lumpur International Airport) menuju ke daerah Bukit Bintang. Rencana awal sih maunya pakai kendaraaan umum, tapi mengingat kondisi malam begini rasanya tidak memungkinkan keluar untuk bepergian menggunakan bis, setelah tanya sana sini diputuskan pake KRTM kereta ekspresnya kebanggaan malaysia. Setasiunnya ternyata ada di bawah tanah bandara. Dengan harga 35 RM x 2400 = berapa tuh??Yah kira-kira segitulah, rada mahal emang, tapi barangnya bagus boss!!! dan yang terpenting dapat memotong waktu 1 jam-an menuju lokasi karena kalau pake taksi wah nggak deh, pan backpaker… masa backpaker pake taksi .

Kereta cepat kebanggaannya Malaysia ini emang benar-benar luar biasa, dirancang dengan segala kemewahannya, rasanya 35 menit perjalanan dari bandara ke setasiun singgah Bukit Bintang ini terasa cepat. Rute yang dijalani adalah dari Bandara menuju ke beberapa setasiun singgah (nama setasiun singgahnya ada di box tiket nggak sempat nyatet/soale buru-buru) dan kembali lagi ke Bandara.

Image hosted by Photobucket.comTempat duduk yang saya duduki sangat empuk, disetiap sudut ada monitor tv kecil, acaranya sebatas promosi , iklan infotaiment lainnya dan saya sempat saya lihat splash info jadwal sepakbola liga Inggris yang ditayangkan langsung lewat provider TV Malaysia semacam kabelvision). Satu gerbong tidak memuat banyak tempat duduk, ditengah ada bagasi khusus untuk menyimpan barang, Sepertinya kereta ini dirancang untuk memuat banyak bagasi ketimbang orang. Kalau dilihat jalurnya, emang ini kereta ditujukan bagi mereka yang banyak membawa bagasi menuju bandara. Dan toiletnya…. Yaolo canggih banget jo!!! ngebukanya cuman menyentuhkan telapak tangan kita pada pintunya (otomatis ngebuka ada sensornya) , sistem pembuangan airnyapun kompak desainnya, ada kaca untuk berias, pokonya modern banget dah.!!! (lihat attach gbr).

Di KL saya berencana menginap si tempat kawan saya (di Apartement Bukit Bintang). Kebetulan lokasi apartement tempat teman saya tinggal itu dekat dengan Stesyen Bas Pudu Raya. Stesyen Bas ini kelak tempat tujuan saya menuju Johor Bahru, jadi klop perhitungan sesuai rencana perjalanan.

Pukul 02.45 saya tiba di setasiun singgah KLIA di bukit bintang. Dari setasiun singgah ini belum jelas saya musti menggunakan transportasi apa, akhirnya saya putuskan untuk menelpon teman saya … coba beberapa kali tidak diangkat-angkat, jam 2 malam kali udah tidur...jadi cemas juga neh... stelah beberapa kali dicoba...dan untunglah ada jawaban.. rupanya saat ditelepon sebelumnya dia tidak mendengar karena berada di ruangan lain.

Dengan sedan protonnya saya dijemput dan diajak keliling sebentar kota Kuala Lumpur, terpikir oleh saya gimana dia dapetin SIM disini ??? tapi ah sudahlah nggak usah dipikirkan yang penting saya dapat tumpangan buat keliling kota . Melihat kota kuala Lumpur di malam hari….wah asik juga. Kotanya luar biasa sudah modern, KL sebenarnya ngga beda jauh dengan Jakarta tapi disini pengaturan lalulintas lebih bagus. Tapi beberapa bangunan ada yang sudah tak terurus jadi sami miwon eh mawon sama Jakarta.

04.00 pagi waktu Kualalumpur, tiba di apartement, setelah basa-basi dengan tuan rumah saya pamit untuk melepas lelah. Apartementnya lumayan tinggi 40 lt, nambah 6 lantai udah kaya menara BNI 46 di Jl. Sudirman Jakarta, kebayang khan tingginya. Dari kamar tempat saya berdiri, takjub juga melihat suasana malam Kuala lumpur yang adem tentram loh jinawi, terlihat samar-samar menara TV yang kesohor, sisanya gedung gedung pencakar langit yang katanya sebagian besar bikinan orang Indonesia (maksudnyee tukang bangunnnya. khan mereka yang bekerja sebagai TKI... bukan begitu bukan??)

Image hosted by Photobucket.com09.00 WKL …. Saking lelahnya tak terasa saya bangun terlambat , maklum tidur baru pukul 04.00 pagi , walau masih ngantuk saya paksakan untuk bangkit , dari jendela kamar ....uihhh saya lihat pemandangan luar biasa (lihat attach gbr) ngebayangin kantor lama saya di Gd Graha Niaga Sudirman Jakarta lantai 22 ajah udah setinggi itu apalagi tempat saya menginap , pemadangannya cukup enak sejauh mata memandang saya lihat beberapa gedung yang arsitekturnya kurang lebih sama dengan gedung gedung di sepanjang jalan Sudirman / Rasuna Said. Sayapun dapat melhat menara TV Malaysia yang terkenal akan tingginya dan sebelah kanan astaga… saya lihat menara kembar Petronas….whuaaah ini dia gedung yang jadi trademarknya Malaysia, salah satu gedung yang paling tinggi di dunia. (lihat attach) Ternyata benar benar tinggi, (yah iyalah namanya gedung pencakar langit, salah satu gedung tertinggi di dunia kalau nggak salah)..dari atas inipun saya lihat jalur monorel. Tampak ada 2 gerbong, keretanya sedang melaju saya membayangkan seperti mainan, dari sini keliatan kecil seperti ular yang meliuk liuk mengitari kota.

Di apartement ini saya dapat beberapa kenalan baru, Dede tuan rumah pemuda Jakarta yang sedang stadi di KL, juga ada Rafti anak muda Mallacaa, serta 2 orang pemuda Thailand yang tinggal bersama sama menyewa apartemen ini. Keduanya juga mahasiswa yang menempuh studi di KL. Jadwal hari ini adalah berkeliling Kuala Lumpur, kemudian siang hari melanjutkan perjalanan dengan bis berangkat ke Johor Bahru.

Kawan baru saya Rafti seorang yang menarik, enak diajak ngobrol, ngalor ngidul ngomongin apa saja, dari postur tubuhnya mengingatkan saya akan seorang artis Hollywood Danny DeVito, awalnya saya bingung soale doi di apartement di panggil Vito... :).

Image hosted by Photobucket.comPagi ini saya diajak sarapan ala Kuala Lumpur, sik asik... he he udah nggak sabar pengen ngerasain gimana rasanya makanan disini. Dari seberang apartement, berjejer beberapa kedai makanan, melihat dari pinggir jalan serasa dejavu, ambiennya mirip seperti di sepanjang jalan Sabang di sore hari ( eh ini bukan di jalan Sabang deket Jalan Cihapit Bandung tapi jalan Sabang belakang Sarinah Jakarta) berapa kedai masih tutup, hari masih pagi, jadi belum pada bangun kali yah. sejajaran ada rumah makan China, kemudaian rumah makan lokal, sementara di trotoar beberapa gerobak berjajar sama seperti di Jakarta, ada penjaja koran dengan kios gerobaknya serta beberapa jongko makananan (biar jelas lihat attach).

Image hosted by Photobucket.comTempat sarapan saya adalah rumah makan dengan menu lokal, pemilik dan pegawainya orang India, makannya prasmanan, kita ambil piring sendiri pilih menu dan terus makan (lah emang terus maen bola??)... Hidangan menunya ternyata ngga jauh dengan rumah makan Indonesia, ada mie gorang, udang goreng, ayam balado, sayur soup hmmm apalagi yah pokonya macem macemlah, makanan di pajang di lemari kaca, persis kaya di RM di Indonesia.... melihat runutan jenis makanan yang ada di pajangan, membuat saya sedikit kecewa nih, saya mengharapkan jenis makanan yang berbeda dengan apa yang saya makan sehari hari di Indonesia.... tapi tak apalah yang penting sarapan dulu

Saturday, January 29, 2005

Episode 3 : Nikmatnya Roti Canai

Jelajah kota di Asia Tenggara
Episode 3 : Nikmatnya Roti Canai dan Teh Tarik
Route : Kuala Lumpur - Johor Bahru (By Bus)
Day : 15.01.05













:::: hidden text ::::









Private read only

Friday, January 28, 2005

Episode 4 : Lintas Chinatown - Little Indian

Jelajah kota di Asia Tenggara
Episode 4 : Lintas Chinatown - Little Indian
Route : Johor Bahru - Singapore (By Train)
Day : 15.01.05

Private Read Only







:::: Hidden Text ::::








Private Read Only

Thursday, January 27, 2005

Episode 5 : Bas antar kota antar negara

Jelajah kota di Asia Tenggara
Episode 5 : Bas antar kota antar negara
Route : Singapore - Johor Bahru (By Bus)
Johor Bahru - Kuala Lumpur (By Bus)
Kuala Lumpur - Phuket (Over Land)
Day : 16.01.05


Singapore, kota ketiga dan negara kedua yang kami kunjungi, waktu “bermain” sudah habis dan kami harus segera meninggalkan kota yang asik ini untuk perjalanan selanjutnya yaitu ke Phuket (Thailand). Jalur yang kami tempuh rencananya dari Singapore ke Kualalumpur menggunakan bus. Karena sudah booking tiket pesawat KL-Phuket pada keesokan harinya pukul 13.00, jadi kalau berangkat dari Singapore malam ini diperkirakan pagi tiba di KL dan pagi2 kami mungkin bisa menyempatkan diri jalan2 lagi di Kualalumpur.


Image hosted by Photobucket.comDari penginapan, saya dan Mumu menyeberang jalan menuju Seiyu Mall, memotong lewat counter sambil membawa ransel, lucu juga loh. Ha ha ha backpacker nyasar kali yah soale di Mall yang mewah ini orang2 bawa tas shoping, sementara kami berdua berjalan lengak lengok membawa gembolan. Sambil melirik lirik counter/outlet yang menjual segala kemewahan duniawi akhirnya tiba juga di sisi lain gedung, dari situ kami berjalan ke arah subway Kampung Bugis, menyusuri taman kemudian belok kiri berjalan sedikit dan tibalah saya di Queen Street, dari sini saya lihat stasion Bus Larkin, kalo diperhatiin ini stasiun mirip tempat parkir, bayangan terminal kaya di Indonesia... adouh jauh banget deh, nggak ada calo yang maksa-maksa buat nyuruh kita naek.

Beli tiket bus disini masih konvesional tidak berteknologi seperti kalo mau naek subway, tak perlu celingak celinguk bingung cara beli tiket, penjualan tiketnya ada di pingir jalan persis di pintu masuk stasiun, ada petugas jaga duduk di meja kecil dengan payung buat menahan terik matahari, untuk pembelian tiket jurusan Kuala Lumpur / Johor Bahru penjualan langsung berada ditempat, kita bebas milih bus yang mana ajah. Tiap jam ada banyak bus beroperasi , ssementara untuk jurusan Kualalumpur tempatnya agak terpisah ada semacam loket.

Sebenarnya waktu siangnya kami sudah cek jadwal Bis Singapore-Kualalumpur, dari papan di depan loket tertulis jadwal bis terakhir pukul 22.00. Pada siang itu saya sempat bertanya pada petugas loket umuran 40 an yang dengan muka mesem (kayanya rada bete gitu jawabnya )“lihat tuh di papan bisa baca nggak sih..!!” (tentunya dengan bahasa Inggris campur melayu gitu)... sebenarnya saya nanya buat mastiin ajah, untung petugas disebelahnya mau nerangin, saya tanya kapan bis terakhir berangkat. Sesuai dengan yang tertulis dipapan, bis terakhir berangkat pukul 22.00, yang lebih malam lagi bisa dilihat diloket bis sebelah. Tentunya beda perusahaan bisnya. Sekalian nanya juga tempat duduknya apa masih tersedia banyak dan di jawab tempat duduk masih banyak ....no wollilah (begitu kata doi dengan logat Singapore Cina....Oooo okehlah, berarti ada waktu untuk jalan jalan lagi. Waktu tempuh SG-KL sekitar 7-8 jam berarti kalo jam 10 malam berangkat tiba di KL pukul 5 pagi, cocok deh saat tiba disana bisa langsung cari penginapan. Sekalian nyatet buat catatan ajah kali kali berguna kalo kesini lagi, jadwal keberangkatan bis dari Singapore (Queen Bus Station - Station Puduraya Kualalumpur) Bis yang berangkat adalah pukul 08.30, 13.00, 14.00 dan terakhir pukul 22.00.

Malam ini pukul 19.00 karena yakin bakal dapat tempat duduk, dengan mengendong tas ransel yang segede alaihim ini kami menuju loket penjualan.... dan gubrak.... tertulis tiket bis jurusan SG-KL sudah habis.... nah loh, Yakin nggak yakin nanya pada petugas tiket yang kebetulan petugasnya orang yang sama dengan petugas tadi siang. Bakalan dapat jawaban bete lagi neh, bener ajah pas ditanya jawabnya dengan nada tinggi “karcinya udah abis bosss!!!!”. He he he sebenarnya udah tahu , lha wong didepan ada tulisan “ticket sold out”!!!. seperti biasa beginilah lagak orang Indonesia walaupun didepan ada pengumuman tetep ajah nanya pada petugas loket. Ternyata minggu sore semua seat bis untuk keberangkatan ke KL habis, persis di Bandung pengalaman tiap minggu weekend pulang ke Jakarta biasanya susah dapat tiket kereta.

Image hosted by Photobucket.comYah sudah, rencanapun diubah untung kita udah prepare sebelumnya, rencana perjalanan kali ini adalah dengan mengambil rute Singapore - Johor Baru. Di setasiun Larkin ada beberapa pilihan bis ke Johor Bahru. Tripnya banyak dan tiap 15 menit bis berangkat persis kaya di kampung rambutan misal untuk bis Jakarta - Bandung... banyak banget pilihan busnya. Tanya sana tanya sini kami disarankan mengunakan Bis no 170 (Singapore- Johor Express Coach) tujuan Johor Bahru, bis ini nggak ngambil penumpang di sepanjang jalan, berbeda dengan bis lainnya kadang ada yang muter dulu mengitari kota Singapore mencari penumpang. Setelah membeli tiket (2 dollar Siangapore) bis berangkat pukul 20.00 diperkirakan tiba di Johor pukul 21.30.

Image hosted by Photobucket.comTidak sampai 1 jam bis yang kita tumpangi masuk tol dan setengah jam kemudian kami sudah tiba di batas antar negara. Semua penumpang bis diminta turun, dari 1 bis kayanya cuman kami berdua yang bertitel “turis” selebihnya mereka (keliatannya) warga Malaysia yang abis dolanan ke Singapore, kamipun diminta naik melewati tangga menuju sebuah aula / ruang tempat pencatatan paspor. Di ruang ini ada 2 jalur baris, 1 jalur buat mereka warga malaysia, 1 jalur lagi buat warga asing (berarti kami termasuk warga asing dong he he he) Keasyikan becanda berfoto ria dan karena kami harus mengisi form kedatangan, jadinya pas saat keluar ruang “kawan2” satu bis sudah menghilang, sehingga telat ditinggal bus, panik juga ditinggal bus. Dengan memegang tiket bus yang sama ternyata kita masih bisa naik bis yang lain dengan nama bus serta jurusan yang sama, jadi kita naik bus berikutnya.Image hosted by Photobucket.com>

Pukul 22.00 kita tiba di Johor Bahru, terminal bus disini mirip banget dengan di Indonesia hanya disini cenderung tertib, banyak berjejer parkir bis malam, kebanyakan bis bis besar dengan tujuan Kuala Lumpur atau kota kota terdekat. Setelah survey memilih beberapa bus akhirnya terpilih satu bus, nama busnya Transnasional, AC Eksekutif dengan tempat duduk 2 - 1... karena kosong kita duduk bebas...dan yang bikin surprise ACnya bo!!! dingin sekaleee, padahal udah pake jaket lapis baju hangat, temperaturnya bener2 dingin sekali tapi asik juga kok, (walau kedinginan dan week udara bikin bikin perut whuah taulah penyakit orang Indonesia... was was juga, gawat.. masa sih harus buang hajat malam2 diatas bus dinegara orang lagi!!!). Berangkat pukul 24.00 malam tepat tiba di KL pukul 05.00 pagi WKL. Beginilah asyiknya backpacker apa yang sudah direncanakan dipikir masak masak akhirnya semua planning sejauh ini berjalan lancar..... perjalanan menggunakan bis (walaupun udah bosen pake bis Jakarta - Bandung) tetep aja menyenangkan rasanya, banyak hal baru yang tadi udah diceritain diatas

Wednesday, January 26, 2005

Episode 6 : Phuket after Tsunami



Jelajah kota di Asia Tenggara
Episode 6 : Phuket after Tsunami
Route : Kuala Lumpur - Phuket (Over Land)
City : Phuket (Patong Beach)
Day : 17.01.05

Apa boleh buat karena sudah pesan tiket dan sudah ada dalam rencana perjalanan jauh hari sebelum tragedi musibah Tsunami, saya berada disana tepat persis beberapa hari sesudah bencana itu melanda pesisir Thailand. Tak bermaksud bersenang-senang diatas keprihatinan orang karena terkena musibah. Bagaimanapun juga manusia berencana Tuhanlah yang menentukan.

Apa yang saya lihat jauh berbeda dalam pikiran saya, Suasana pantai sangat sepi, jalanan sepanjang pantai terlihat bekas-bekas kerusakan akibat terjangan air laut yang masuk ke bibir pantai hingga pedalaman. Tidak seperti Aceh yang terjangan air bahnya hingga masuk berpuluh-puluh kilometer hingga menewaskan ratusan ribu orang(?? data tidak pasti), Tsunami di Phuket hanya 'memakan' korban sekitar 5000-an orang saja. Kebanyakan para korban adalah para turis yang sedang berjemur di sepanjang pantai, perlu diketahui saat musibah Tsunami yang terjadi di Aceh pada pukul 10.00 pagi, efek domino dari air bah itu baru "tiba" di pesisir pantai Thailand sekitar sore hari dan ombak besar yang datang puluhan kilometer jauhnya itu ternyata banyak memakan korban juga.

Image hosting by Photobucket

Siang hari Pk. 13.00, setelah tiba dari perjalanan KL-Phuket begitu menjejakan kaki di Bandara Udara Internasional Phuket saya sempat tertegun, sepi amat ini bandara, baru diketahui kemudian setelah melihat suasana bandara yang dipenuhi dengan pengumuman serta info bencana Tsunami.

Ah sejenak saya lihat di Info Board, bukan poster mengenai "Tiger Entertainment Show", "Phuket Party Night", "Beach Boy Party" atau segala macam info entertainment yang menjadi andalan daerah wisata ini. Tapi yang saya lihat adalah begitu banyak potongan kertas/slebaran sampai fotokopian bergambar wajah seseorang / siapapun dengan tulisan yang berisi mengenai hilangnya kerabat, suami, istri hingga anak-anak / orang-orang yang menjadi korban Tsunami.

Tak hanyut dalam suasana duka saya segera menuju loket turis informasi. Berbeda dengan Singapore atau Malaysia, sepertinya disini saya mengalami degradasi budaya, setelah kental dengan suasana oriental dan melayu selama di Singapore dan Kuala Lumpur, disini di Phuket saya merasa menemukan suasana tradisi sebuah bangsa yang berbeda. Sapaan petugas tourism information, seorang wanita dengan tampang khas Asia Tenggara membuat saya terbuai karena gaya bicara. Logatnya sangat mendayu-dayu mirip putri keraton. He he he saya sempat terkesima saat diajak bicara, saya pikir ini orang sedang merayu saya dengan promosi hotel yang kebetulan saya tanyakan, setelah berbicara dengan beberapa petugas wanita lainnya, ternyata logat dan gaya bicara orang Thailang emang seperti itu.. mendayu-dayu lemah lembut.... arrghhh

Setelah berkonsultasi dengan si cah ayu ini, akhirnya saya dan Mumu sepakat memilih 1 hotel bintang 4 .. bintang 4?? hah masa backpacker menginap di hotel bintang 4...!!?!? ya..ya.. bintang 4 dengan harga super murah, dari 3000 baht menjadi sekitar 1100 baht, mendapatkan diskon ini, karena musibah Tsunami membuat banyak turis yang membatalkan kedatangannya, akibtanya banyak kamar kosong ditinggalkan, sehingga kami beruntung mendapatkan diskon yang lumayan.

Sebelumnya kami sudah membandingkan penginapan backpacker sekitarnya, kami hitung dengan kurang lebihnya jika kami dapat menginap di hotel bintang 4 ini. Bedanya tipis, apalgi hotel yang kita inapi ada kolam renang serta fasilitas standar bintang 4. Setelah menyelesaikan adminitrasi, tak lupa juga kami reservasi penerbangan untuk esok harinya dengan tiket pesawat menuju Bangkok, kami keluar bandara dan menuju Patong Beach.

Sengaja kami memilih Patong Beach, selain terkenal dengan keindahan pantainya, tempat ini dekat sekali dengan perhentian bus/ terminal, jalur yang rencananya akan kami lalui jika kami berubah rencana semisal mengunakan bus menuju Bangkok, Patong juga bukan saja karena terkenal dengan pesona Thai Girl Shownya atau Tiger Entertainmentnya... hmmm Tiger Entertainment?? seperti pernah mendengar... (kelak setelah beranjak dewasa saya baru tahu ternyata Tiger Entertainment itu sebuah gedung terkenal yang sering mempertontonkan acara... acara apa yah?? yah begitulah acara buat orang dewasa dech) hehehe


Bersama 4 bule lainnya kami keluar bandara menuju Patong beach dengan menyewa travel, jatah kursi mobil travel sekelas elf berkursi 8, harusnya bisa terisi penuh berhubung sedang sepi turis yang datang ke sini jadi dengan penumpang yang minim kamipun berangkat menuju pantai Patong. Sepanjang perjalanan suasana kiri kanan pemandangan yang dilihat mengingatkan saya pada suasana alam pedesaan Indonesia. Jarak Bandara menuju pantai rupanya jauh juga sekitar 50-60 menit. Memasuki daerah pantai, hawa udara laut sudah saya rasakan, dari pepohonan kelapa dan nyiur yang melambai-lambai seolah olah menyapa kedatangan saya, tak terasa saya memasuki kawasan ramai pantai. Belum keliatan pantainya, tapi sepanjang jalan saya malah merasakan ini seperti kota bekasi, deretan ruko dengan barang yang dipajang tak jauh beda. Bentuk rumah, gerai, toko, hingga roling door pintu toko mirip sekali dengan suasana di daerah Indonesia tak jauh beda dengan jalan di daerah Bekasi... jangan2 saya

Image hosting by Photobucket

Tuesday, January 25, 2005

Episode 7 : Dugem (dunia gembul) di Patong beach

Jelajah kota di Asia Tenggara
Episode 7 : Dugem (dunia gembul) di Patong beach
Location : Patong Beach Phuket
Day : 18.01.05


Private Read Only







:::: Hidden Text ::::








Private Read Only

Monday, January 24, 2005

Episode 8 : Khaosan Road 20.01.05

Jelajah kota di Asia Tenggara
Episode 8 : Khaosan Road 20.01.05
Location : Bangkok City
Day : 20.01.05

Image hosted by Photobucket.comMalam mulai larut, jalan di sebuah kawasan sudut kota sudah mulai terang benderang, orang lalu lalang hilir mudik dari berbagai macam ras dan suku bangsa, seolah tak peduli dengan keramaian lampu temaran dari sudut kawasan yang paling terkenal di seantero Thailand dan besok tgl 21 January hmmm... baru nyadar umur jadi nambah 1.. hi hi hi , senang rasanya, bukan karena sekarang ada di sini, di tempat yang luar biasa, jauh dari tanah kelahiran.. beneran, besok bener bener hari spesial... Harinya hari bagus (Jumat) dan bertepatan denganIedul Adha....

Image hosted by Photobucket.com Aniwei udah banyak harapan yang dipanjatkan dengan doa. Dan udah banyak harapan itu dikabulkan, hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari sekarang. Prinsip yang sederhana, tapi kalau dijalankan bener2 suatu kenikmatan..... banyak hal yang udah dilalui, pengalaman suka dan duka, seiring umur berjalan, doa yang dikabulkan rasanya tidak sepadan dibanding dengan cuma mensyukuri nikmatNya mungkin tidaklah cukup. Rasanya tidak adil, Yang Di Atas sudah begitu baik..baik..baik, sangat.. sangat baik malah, bisa ngasih kesempatan umur nambah, dan itu berkah banget..... Sekedar menuntaskan sholat, beribadah, beramal dan sebagainya jujur ajah rasanya belum seimbang dengan apa yang sudah banyak diberikan olehNYa.... Tahun ini, ibadah kayanya harus lebih ditingkatkan, bukan untuk membalas segala yang telah diberiNya... tapi rasanya nggak adil saat begitu banyak doa, cita harapan yang dikabulkan, sementara untuk sekedar bersyukur, begitu saja dilewatkan............

Image hosted by Photobucket.comKhaosan Road malam ini bertaburan suasana ceria, rasanya suatu hal yang benar benar luar biasa, senang rasanya besok bertambah umur dilalui dengan begitu banyak cita yang tercapai, dan sekarang sedang berada ditempat yang belum pernah terbayangkan...:))))))


Hanya syukur dan sujud bisa di lakukan, hormat dan tunduk serta berserah diri kepadaNYa...... Thanks to ALLAH SWT... terimaksih untuk segalanya semoga tahun ini bisa melakukan hal yang lebih baik dari tahun kemarin, serta tahun depan lebih baik dari sekarang..............amin

Khaosan Road 20.01.05
hariindahyangnggakbakaldilupakan................

Sunday, January 23, 2005

Episode 9 : Grand Palace

Jelajah kota di Asia Tenggara
Episode 9 : Grand Palace
Location : Bangkok City
Day : 21.01.05

Private Read Only







:::: Hidden Text ::::








Private Read Only

Saturday, January 22, 2005

Episode 10 : Bangkok - Floating Market

Jelajah kota di Asia Tenggara
Episode 10 : Bangkok - Floating Market
Location : Bangkok City
Day : 22.01.05


Private Read Only







:::: Hidden Text ::::








Private Read Only

Apa itu backpacker :

Apa itu backpacker :

Backpacker adalah derivat kata backpack. Akar katanya back dan pack. Back, yang di-Indonesia-kan 'belakang', berasal dari kata Inggris kuno baec. Consice Oxford Dictionary menyebut baec datang dari bahasa Jerman. Pack juga pinjaman bahasa Jerman; kata bendanya pak, kata kerjanya pakken. Penutur bahasa Jawa punya kata 'pak' (mis: sepuluh pak [sepuluh bungkus] 'Jarum Filter') dan bahasa Indonesia memiliki kata 'paket' (dari package) yang kira-kira semakna.

*Menurut Santosa/Sangata-Kalimantan* Sebagai kata benda 'backpack' diberi padanan 'rucksack', di Indonesia-kan ransel. Ingat nggak, dulu setiap tentara mendapat jatah pembagian ransel dan bursak. Meski bisa dijinjing atau digendong, lantaran muatannya yang lebih besar bursak lebih sering digedong. Sebagai kata kerja 'backpack' diartikan travel atau hike carrying one's belonging in a rucksack; bepergian atau jalan kaki dengan membawa ransel. Memang arti 'backpack' telah meluas, mungkin istilahnya ameliorative atau jadi melebar tergantung dari sudut mana. Kalau mau zakelijk, kalau mau per takrif (definisi), yang lebih pas mestinya 'jalan kaki menggendong ransel'. Ransel baru digendong bila si empunya jalan kaki. Kalau bepergian dengan bis, ransel akan disimpan di bagasi.

Dalam kamus saya, saya artikan backpacker adalah melakukan perjalanan jauh dari satu kota ke kota lain dengan biaya yang ditekan se-irit mungkin, tentunya saya bawa ransel juga tapi nggak jalan jalan, karena beberapa kota yang saya singgahi, bisa sajah pakai pesawat udara, kereta ataupun bus tentunya dengan trip yang murah harganya. Seperti untuk naik pesawat saya pesan tiket sudah jauh hari supaya mendapatkan harga murah, naik bis atau keretapun bukan yang kelas eksekutif tapi disesuaikan dengan budget.

Buat jadi backpacker tidak sulit rencanakan perjalanan anda kota atau Negara mana, silahkan lihat, cek atau survey di internet, lihat keuangan kalau sudah cukup tinggal booking atau pesan tiket dari sekarang, mau pergi sendiri berdua atau rame nggak masalah. Di Phuket saya ketemu orang yang perginya sendirian. Dibangkok juga sama, bepergian sendirian kenalan di jalan terus jalan bareng2. Di KL terus di Singapore malah ketemu orang Indoensia. Di Johor Bahru satu hotel ama orang Djogya. Terus di BKK ketemu banyak orang juga.

Sekarang di Indonesia sudah ada beberapa grup yang rutin melakukan backpacker. Tapi saya tidak kenal, waktu BKK saya ketemu orang banyak dari seluruh dunia rata rata gayanya semuanya sama, pake sandal jepitkaus lusuh oblong bawa tas ransel gede, bawa map kecil ama notesnya….

Labels: , ,

Friday, January 21, 2005

My first posting

Khaosan Road 10:50 01.21.2005

Ini posting pertama, akhirnya bisa juga punya blog sendiri, dari dulu sejak booming blog maunya bikin juga sih, tapi pikir-pikir nantinya jadi cuman ikut-ikutan doank, persis friendster, awalnya sih seru tapi lama lama bosen juga, selain nggak ada waktu buat nulis masih banyak hal lain yang di kerjakan, terutama pekerjaan yang nggak ada ujung-ujungnya.

Blognya udah ada, tapi belum ada isi, belum tahu mau disini apa, soalnya nggak biasa bikin diari atau catatan atau apalah, sekarang pas ada disini, di Bangkok, baru deh kepikiran buat nyimpen semua catatan ama tulisan jurnalnya, dipikir bolak balik yah udah..... akhirnya blognya Sonson keisi juga. ...ochon selamat yah atas lahir webblognya (menye "selamat'kan diri sendiri.. hihihi...)