(Cerper 6/ Jelajah KL) Dormitory Room dengan 6 tempat tidur
Setelah berjalan lumayan jauh dari terminal bus Puduraya akhirnya saya bisa juga menginjakan kaki di penginapan ini, penginapan sekelas guesthouse. Sebelumnya sekitar 2 tahun yang lalu saya pernah mengunjungi tempat ini. Tidak sengaja tentunya, saat menyelusuri hotel murah, saya menemukan situs penginapan ini. Di rekomendasikan pula oleh buku panduan Lonely Planet. Tempat yang biasa jadi penginapan untuk para backpacker/traveller. Mengingat terbatasnya kapasitas tempat tidur untuk tamu membuat jauh hari sebelumnya saya sudah pesan tempat. Bulan Juni, ini adalah waktunya liburan bagi para turis dari barat. Khawatir tempat "fullybook" saya sudah booking melalui jalur internet 3 bulan sebelumnya.
Pagi itu saya tidak bisa langsung masuk karena peraturan penginapan cek out pukul 12.00 dan untuk cek in pukul 13.00. Sekarang masih sekitar pukul 10, sambil menunggu, saya habiskan waktu dengan mengisi perut di sebuah restauran India, persis disamping penginapan. Hari menjelang siang. Matahari mulai menyengat, panas sekali.Kualalumpur pada bulan Juni memasuki musim panas. Suhu berkisar antara 32-33 C. Menjelang pukul 11 siang, matahari bersinar terik. Tentu saja membuat badan berkeringat dan membuat cepat haus. Sudah 1 gelas air suam serta 1 gelas jus melon membuat saya tetap merasa haus. Sambil menghabiskan minuman, saya lihat situasi, hotel sepertinya sudah bisa saya kunjungi. Setalah membayar minuman, tak berapa lama saya sudah berada dalam penginapan dan melakukan registrasi. Sambil menunggu pukul 12, sayapun berbaring santai di sofa ruangan tengah, karena kamar yang akan saya tempati sedang dibereskan.
Kamar yang saya pesan adalah tipe dormitory. Dormitory artinya kamar tipe "sharing room". Jadi selain saya, akan ada orang lain yang juga berada dalam 1 kamar ini. Sengaja saya pilih tipe ini, selain murah (RM 25 = Rp. 70.000,- kurs 1 RM = Rp. 2800,-) juga biasanya saya bisa berkenalan dengan para backpacker atau traveller dari seluruh dunia. Konsekwensinya, jika saya mendapat "kawan" tidur yang tidak menyenangkan, misalnya ternyata orang tersebut jorok atau tidak sopan atau apalah. Apa boleh buat saya harus menerima semua itu. Mungkin saja kita dapat kawan seperti itu. Tapi pada umumnya selama saya berkelana menjelajah kota-kota di Asia Tenggara, meninap di penginapan dengan memesan kamar tipe dormitory belum sekalipun saya menemukan hal-hal yang buruk.
Setelah kamar sudah siap. Sayapun segera menuju lantai 2 dengan di pandu karyawan penginapan. Ditunjukan loker tempat menyimpan barang berharga, kemudian toilet, pintu darurat dan kamar tidur untuk saya. Tak lupa dijelaskan beberapa aturan seperti dilarang merokok atau membawa minuman keras ke dalam kamar. Setelah itu sayapun masuk kamar dan menyimpan tas. Sambil berbaring saya buka catatan rencana aktifitas siang sampai sore ini.
Dormitory atau kamar yang saya tempati ini berisi 3 tempat tidur. Masing-masing tempat tidur bertingkat (Bunkbed), jadi dalam 1 kamar ini bisa diisi dengan 6 orang. Tidak terlalu lebar ataupun sempit. Didepannya ada balkon. Ada 2 bangku dan 1 meja keci, untuk bersantai. Ada juga tempat jemuran kecil. Dinding kamarnya berwarna warni, paduan merah marun dan kuning pucat. Lantainya dari kayu dengan lapisan parket berwarna coklat. Penataan yang menarik. Tidak ada barang mewah. Tapi cukup nyaman.
Tak berapa lama, saya mendengar sedikit kegaduhan, dari arah luar kamar sepertinya ada beberpa orang yang menaiki tangga. Setelah mengetuk pintu, masuklah karyawan yang tadi membawa dan menunjuki kamar saya. Diikuti sekitar 3-4 orang wanita bule. Tampaknya 4 orang, masih muda-muda dengan tampang khas bule, wajah putih dengan bercak-bercak serta rambut berwarna pirang. Ramai sekali, riuh rendah mereka berbicara. Yang 1 sibuk mengobrol dengan karyawan hotel. Dibelakangnya kawannya sibuk meng"gusur" tas segede-gede gaban. Diikuti dibelakangnya 2 orang dengan tas ransel yang besar-besar pula. Jangan-jangan mereka bakal jadi teman "sharing room" saya. Langsung saja mata saya berkunang-kunang. Wah puyeng neh...gawat 1 kamar dengan 4 orang cewe bule!!! ramai pulak....Bagaimana rasanya tidur malam pertama dengan 4 wanita bule??
::: tralalalala tidur dengan 4 cewe bule ...ceritanya bersambung :::
Pagi itu saya tidak bisa langsung masuk karena peraturan penginapan cek out pukul 12.00 dan untuk cek in pukul 13.00. Sekarang masih sekitar pukul 10, sambil menunggu, saya habiskan waktu dengan mengisi perut di sebuah restauran India, persis disamping penginapan. Hari menjelang siang. Matahari mulai menyengat, panas sekali.Kualalumpur pada bulan Juni memasuki musim panas. Suhu berkisar antara 32-33 C. Menjelang pukul 11 siang, matahari bersinar terik. Tentu saja membuat badan berkeringat dan membuat cepat haus. Sudah 1 gelas air suam serta 1 gelas jus melon membuat saya tetap merasa haus. Sambil menghabiskan minuman, saya lihat situasi, hotel sepertinya sudah bisa saya kunjungi. Setalah membayar minuman, tak berapa lama saya sudah berada dalam penginapan dan melakukan registrasi. Sambil menunggu pukul 12, sayapun berbaring santai di sofa ruangan tengah, karena kamar yang akan saya tempati sedang dibereskan.
Kamar yang saya pesan adalah tipe dormitory. Dormitory artinya kamar tipe "sharing room". Jadi selain saya, akan ada orang lain yang juga berada dalam 1 kamar ini. Sengaja saya pilih tipe ini, selain murah (RM 25 = Rp. 70.000,- kurs 1 RM = Rp. 2800,-) juga biasanya saya bisa berkenalan dengan para backpacker atau traveller dari seluruh dunia. Konsekwensinya, jika saya mendapat "kawan" tidur yang tidak menyenangkan, misalnya ternyata orang tersebut jorok atau tidak sopan atau apalah. Apa boleh buat saya harus menerima semua itu. Mungkin saja kita dapat kawan seperti itu. Tapi pada umumnya selama saya berkelana menjelajah kota-kota di Asia Tenggara, meninap di penginapan dengan memesan kamar tipe dormitory belum sekalipun saya menemukan hal-hal yang buruk.
Setelah kamar sudah siap. Sayapun segera menuju lantai 2 dengan di pandu karyawan penginapan. Ditunjukan loker tempat menyimpan barang berharga, kemudian toilet, pintu darurat dan kamar tidur untuk saya. Tak lupa dijelaskan beberapa aturan seperti dilarang merokok atau membawa minuman keras ke dalam kamar. Setelah itu sayapun masuk kamar dan menyimpan tas. Sambil berbaring saya buka catatan rencana aktifitas siang sampai sore ini.
Dormitory atau kamar yang saya tempati ini berisi 3 tempat tidur. Masing-masing tempat tidur bertingkat (Bunkbed), jadi dalam 1 kamar ini bisa diisi dengan 6 orang. Tidak terlalu lebar ataupun sempit. Didepannya ada balkon. Ada 2 bangku dan 1 meja keci, untuk bersantai. Ada juga tempat jemuran kecil. Dinding kamarnya berwarna warni, paduan merah marun dan kuning pucat. Lantainya dari kayu dengan lapisan parket berwarna coklat. Penataan yang menarik. Tidak ada barang mewah. Tapi cukup nyaman.
Tak berapa lama, saya mendengar sedikit kegaduhan, dari arah luar kamar sepertinya ada beberpa orang yang menaiki tangga. Setelah mengetuk pintu, masuklah karyawan yang tadi membawa dan menunjuki kamar saya. Diikuti sekitar 3-4 orang wanita bule. Tampaknya 4 orang, masih muda-muda dengan tampang khas bule, wajah putih dengan bercak-bercak serta rambut berwarna pirang. Ramai sekali, riuh rendah mereka berbicara. Yang 1 sibuk mengobrol dengan karyawan hotel. Dibelakangnya kawannya sibuk meng"gusur" tas segede-gede gaban. Diikuti dibelakangnya 2 orang dengan tas ransel yang besar-besar pula. Jangan-jangan mereka bakal jadi teman "sharing room" saya. Langsung saja mata saya berkunang-kunang. Wah puyeng neh...gawat 1 kamar dengan 4 orang cewe bule!!! ramai pulak....Bagaimana rasanya tidur malam pertama dengan 4 wanita bule??
::: tralalalala tidur dengan 4 cewe bule ...ceritanya bersambung :::