Wednesday, January 03, 2007

::: Summary : Jelajah kota-kota di Asia Tenggara 4 :::

:::

Journal History of Kuching - Malacca | 23 Des - 30 Des 2006


Sekedar tulisan ringan dari perjalanan menjelajah negara di Asia Tenggara. Ini adalah perjalanan saya yang ke 4 kalinya mengelilingi kota-kota di Asia Tenggara. Dilakukan ala backpacker tentunya, tapi saya tidak mengendong tas besar (carrier) layaknya para backpacker yang sering kita lihat. Yang saya pikul hanya tas sehari-hari yang biasa dipakai (daypack) berisi beberapa pakaian penganti, peralatan mandi, charger HP, buku saku, map berisi peta dan barang-barang kecil lainnya. Serta 1 buah tas kecil yang berisi 1 kamera DSLR, 1 buah kamera poket serta 1 buah tripod. Tidak banyak barang yang saya bawa agar perjalanan lebih leluasa, tidak dibebani oleh bawaan yang berat.

Bagi sebagian orang, mengunjungi negara tetangga adalah hal yang biasa, luar biasa bagi saya karena saya lakukan secara backpacker. Gaya yang saya jalani ini bukan bermaksud mengirit biaya karena dalam pelaksanaannya tidak 100% bergaya backpacker suatu istilah yang selalu di konotasikan sebagai cara jalan-jalan yang murah meriah. Kondisi tertentu seperti moda bus untuk perjalanan semalaman, saya pilih kelas eksekutif agar saya bisa beristirahat dengan cukup.

Secara pribadi ini adalah perjalanan saya dalam mencari sesuatu hal (negara) yang baru, keinginan untuk melihat, merasakan, memahami langsung budaya serta kultur dan kebiasaan masyarakat ditiap negara yang saya kunjungi. Hasil dari perjalananpun bukan semata untuk kesenangan belaka, keinginan untuk berbagi gambar dan cerita sepertinya bisa memuaskan hati.

Semua rancangan perjalanan, mulai dari pemilihan transportasi hingga akomodasi dilakukan secara mandiri dengan memanfaatkan celah harga diskon. Misalnya untuk pemesanan tiket pesawat, tanggal keberangkatan yang saya pilih bukan pada akhir minggu atau pada high seasson, karena waktu-waktu tersebut harga tiket umumnya mahal. Hotel yang saya inapi bukan kelas bintang 5 tetapi pilihan dijatuhkan pada penginapan semacam guesthouse yang tempatnya bersih serta suasananya nyaman. Bila kota yang saya singgahi ternyata bertemperatur panas maka saya pilih penginapan yang ber AC dan jika daerahnya berhawa dingin maka saya pilih hotel yang kamar mandinya menyediakan bathtub dengan fasilitas air hangat. Artinya sebelum berangkat saya harus "bekerja keras" menyiapkan segalanya dari melayari situs-situs tujuan wisata, membandingkan berbagai penginapan, mencari tahu moda transportasi dan berbagai persiapan lainnya. Saya pikir inilah kelebihan jalan-jalan ala backpacker. "Petualangan" sudah dimulai jauh sebelum perjalanannya itu sendiri.

Januari 2005, ini pertama kali saya menjelajah kota-kota negara tetangga, rute yang ditempuh pada saat itu adalah Jakarta - Singapore - Johor Bahru - Kuala Lumpur - Phuket - Bangkok , penjelajahan yang pertama ini hanya menghabiskan biaya 3,5 juta Catatan perjalanan saya yang mengenai perjalanan keliling Asia Tenggara ditulis selama perjalanan itu sendiri, misal pengalaman saya pertama kali menginjak Kualalumpur saya tulis di sebuah warnet di KL, berikutnya perjalanan dari KL menuju Phuket (yang baru saja terkena Tsunami) saya tulis di daerah Patong Beach dimana tempat tersebut 2 minggu sebelumnya terkena musibah gelombang Tsunami dari gempa di Aceh. Cerita seputar Bangkok saya tulis di sebuah warnet kecil di kawasan Khaosand Road. Semua pengalaman itu saya tulis dalam bentuk draft kemudian saya edit setibanya di tanah air dan di muat di blog pribadi saya (artson.blogspot.com). Tidak saya sangka, cerita keliling Asteng dengan 3,5 juta mendapat tanggapan dan respon yang luar biasa. Banyak pertanyaan yang dikirim secara pribadi ke email saya. Rata-rata mereka bertanya soal kebenaran biaya yang habis sebesar itu. Hingga akhirnya banyak pertanyaan menyangkut perjalanan tersebut seperti soal penginapan yang murah tapi nyaman, meminta jadwal bus/kereta dinegara-negara seperti Singapore/Malaysia atau Thailand hingga tips dan trik mengenai bagaimana caranya jalan-jalan ke luar negeri dengan biaya yang murah. Tercatat sudah sekitar 17.000-an orang yang meng-hit blog tersebut dan ratusan email yang masuk ke inbox email pribadi saya jawab dengan senang hati. Statistik tidak bisa dipungkiri, ternyata, jalan-jalan keluar negeri ala backpacker yang saya jalani dengan biaya murah ternyata cukup menginspirasi banyak orang untuk mencoba melakukan perjalanan yang sama. Image hosted by Photobucket.com


Perjalanan yang kedua kalinya saya laksanakan pada bulan Agustus 2005. Penjelajahan saya kali itu ini khusus mengeksplorasi kota Singapore dan kota Kuala Lumpur. Hanya 5 hari, waktu yang singkat untuk melakukan perjalanan yang ke 2 ini membuat saya ingin kembali untuk melakukan perjalanan menjelajah kota-kota di Asia Tenggara lainnya .

Pada tanggal pertengahan April 2006 saya mencoba kembali menjelajah kota-kota di Asia Tenggara. Perjalanan yang ketiga ini mengelana 5 negara (Singapore - Vietnam - Cambodia - Thailand - Malaysia) menyinggahi 7 kota (Singapore - Ho Chi Minh/ Saigon - Phnom Penh - Siem Reap - Bangkok - Chiang Mai - Kuala Lumpur) beberapa perjalanan diantaranya mengunakan pesawat (Singapore-Saigon, Bangkok - Chiang Mai PP, Bangkok - Kl, KL-Jakarta) mengunakan bus (Saigon P. Penh, P. Penh - Siem Reap, Siem Reap - Bangkok) total waktu yang dihabiskan adalah 12 hari. Semua perjalanan dilakukan ala backpacker, baik pemilihan moda angkutan hingga penginapan semua dengan harga murah meriah tapi menyenangkan.

Akhir tahun 2006 kembali saya mencoba mengekplorasi negeri Jiran. Tidak seperti perjalanan sebelumnya, kali ini penjelajahan saya di fokuskan pada satu negara yaitu Malaysia. Kota-kota yang akan saya singgahi adalah Kuching-Kualalumpur-Malacca-Johorbahru. Rutenyapun tidak tidak langsung ke Kualalumpur atau via Batam-Singapore, tapi jalur yang saya lalui melalui gerbang perbatasan Kalimantan Barat. Berangkat dari Jakarta menuju Pontianak, kemudian dilanjutkan dengan mengunakan bus malam menuju kota Kuching Sarawak Malaysia. Menginap semalam di kota Kuching kemudian terbang menuju Kuala Lumpur. Sehari di Kuala Lumpur menghabiskan waktu di Genting Highland dan menelusuri Petaling China, serta tidak lupa wisata kuliner menyambangi beragam rumah makan yang tersebar banyak di derah Bukit Bintang Kualalumpur. 2 hari puas menikmati suasana yang asik di Kuala Lumpur, perjalanan dilanjutkan ke kota Malaka. Di Malaka waktu yang dihabiskan selama 3 hari. Setelah 9 hari, perjalanan saya akhiri dengan kepulangan melalui kota Johor Bahru. Kota Johor Bahru saya ambil sekedar transit perjalanan dari pelabuan Stulang Johor Bahru menyeberang dengan mempergunakan Feri menuju Batam, dari Batam mempergunakan pesawat menuju Jakarta. Perjalanan ini walaupun dijalankan pada waktu pergantian tahun yang artinya musim libur tetapi biaya yang keluar tidak lebih dari 2,5 jt-an. Cukup hemat karena perjalanan dari Pontianak menuju Kuching tidak mengeluarkan biaya fiskal sepeserpun, berbeda jika saya melewati Batam yang memungut biaya Fiskal sebesar 500 rb.

Banyak pengalaman seru dan unik, serta tentunya saat menemukan hal-hal yang baru. Yang kesemuanya bisa menjadi bahan cerita yang menarik. Di penjelajahan Asteng ke 3 saya coba bagaimana rasanya menyeberang antar negara (cross border). Perjalanannya sendiri dilakukan pada siang hari dengan bus dari Saigon (Vietnam) - Phnom Penh (Cambodia), maka pada saat penyeberangan ke negeri jiran, saya pergunakan bus malam dari Pontianak menuju Kuching-Sarawak Malaysia.

Selama perjalanan mengelilingi kota di Asia Tenggara selalu saja ada saat-saat yang mengesankan. Pertemuan humanis dengan suku berleher panjang (Long Neck People's) di perbatasan Chiang Mai - Laos adalah salah satunya. Di Kuching Sarawak, kembali saya menemukan hal yang sama disana saya mengunjungi Desa Budaya (Culture Village). Sebuah desa yang dibuat untuk dikunjungi layaknya taman mini di Indonesia. Bedanya desa budaya ini berisi suku-suku asli di Sarawak yang "diminiatur' -kan dalam 1 areal tanah. Dibangun oleh pemerintah Malayasia untuk melestarikan keberadaan mereka. Image hosted by Photobucket.com

Sungguh mengasyikan rasanya melihat rumah-rumah asli suku Iban, suku Penang serta beberapa suku2 lainnya. Menyaksikan dari dekat miniatur kehidupan nyata keseharian mereka. Rumah Panjang (Long House), Rumah Tinggi, pemburu asli suku Iban yang mencari makan dengan mempergunakan sumpit kemudian ibu-ibu Suku Penang yang memperagakan cara membuat kue Sagon, tak lupa melihat pementasan seni orang dayak , kesemuanya merupakan pengalaman yang tak terlupakan bagi saya.

Saat di Siem Reap (Cambodia) saya mengunjungi Angkor Wat yang sejarah keberadaannya masih menjadi misteri. Maka di Malaka saya bisa melihat sejarah masa lalu yang masih bisa dipelajari di musium setempat. Musium-musium itu jumlahnya belasan, dibangun dan letaknya berdampingan dengan saksi "hidup" seperti Benteng Aformosa, Stadhyust yang antik, Muzium Maritim, Museum Rumah Baba Nyonya, Chen Hoon Teng Temple (Klenteng Tertua Di Asteng).

Di Bangkok lain lagi ceritanya, disana saya kunjungi Chatucak, pasar tradisional yang bukanya hanya pada akhir pekan saja, juga saat di Chiang Mai saya kunjungi Tradisonal Bazzar (Sunday Market) yang lokasinya berada di Tapae Gate. Maka Malacca ada Jonker Street, pasar malam yang juga unik karena dibukanya hanya pada malam Jumat, Sabtu dan Minggu, dengan menutup areal di jalan Jonker.

Tak lupa juga wisata kuliner, tak lengkap rasanya mengunjungi kota-kota di negara tetangga tanpa menikmati makanan setempat. Jika di Thailand saya merasakan Tom Yam Kum, Di Phnom Penh saya rasakan nasi goreng Khmer, maka kunjungan di Malaysia ini saya coba makanan khas setempat seperti Nasi Lemak/ Kandar, Roti Canai/Roti Sardin, Chicken Rice Ball hingga minuman khas Teh Tarik semua saya coba. Membandingkan satu dengan yang lain mencoba sekedar mencicipi hingga menyantap dalam porsi besar, ternyata menimbulkan sensasi tersendiri bagi saya. Image hosted by Photobucket.com

Pengalaman melihat langsung desa budaya. Menikmati pelbagai macam jenis makanan. Melihat keindahan arsitektur kota-kota. Perjalanan dengan bus malam. Hanyalah sebagian kecil dari apa yang saya lihat, saya rasakan dan saya dinikmati. Tapi yang berkesan dan puas adalah semua perjalanan dapat dijalani dengan lancar. Apa yang direncanakan jauh hari dalam bentuk itinerary nyaris tidak mengalami hambatan apapun. Persiapan yang matang mulai dari penyusunan rancangan perjalanan, booking tiket pesawat hingga pemesanan penginapan dilakukan jauh hari. Mensurvei, menentukan lokasi yang akan dikunjungi hingga mencari data yang diperlukan untuik mengantisipasi masalah di jalan semua dipersiapkan matang. Semua itu bermanfaat karena perjalanan bisa berjalan lancar dan yang terpenting bisa menekan pengeluaran sehingga biaya yang keluar bisa ditekan sekecil mungkin.

Untuk penyuka wisata kuliner, pengemar jalan-jalan, para petualang, juga fotografer yang hobi hunting dan banyak lainnya, semoga perjalanan saya bisa menjadi inspirasi bagi anda jika ingin mencoba berpetualang dengan gaya backpacker. Jikapun ingin bepergian secara independent/ traveller, menjelajah kota-kota di negera2 tetangga tanpa mengunakan biro jasa travel rasanya memungkinkan. Intinya bahwa jalan-jalan ke luar negeri itu tidak perlu memerlukan biaya yang mahal jika kita bisa mempersiapkan semua rencana secara baik dan matang, terutama bagi mereka yang berkantong tipis tapi ingin berjalan-jalan ke luar negeri perjalanan ala backpacker mungkin bisa jadi alternatif.


Wassaalam,

Malacca, 29 Desember 2006.
Ditulis disebuah pojok cafe-net kecil di Malacca ditengah dunia internet sedang "down" akibat jaringan fiberoptik yang rusak akibat gempa di Taiwan, diposting setibanya di Tanah Air.


:::

Beberapa foto hasil perjalanan saya sudah bisa di lihat di artson.multiply.com diantaranya Kuching Waterfront, Kuching Desa Budaya, Kuala Lumpur Genting Higland dan foto-foto mengenai arsitektur kota Malaka, daerah Merah Malaka, Stadhyust, Pasar malam Jonker street dll.

Foto-foto hasil bidikan dari berbagai sudut bisa dinikmati di
http://artson.multiply.com/photos/album/154
http://artson.multiply.com/photos/album/155
http://artson.multiply.com/photos/album/156
http://artson.multiply.com/photos/album/157
http://artson.multiply.com/photos/album/158

:::