Saturday, August 25, 2007

(Cerper 4/ Jelajah KL) Bukan mau bersalin di Rumah Sakit Bersalin

Pagi yang penuh derita di hari pertama tiba di Kualalumpur. Begitu saya ingin menulis judul cerper (cerita perjalanan) ini. Tapi kalo di beri judul seperti diatas pastinya saya akan menjadi bahan olok2 temen2 saya sesama tukang jalan hehehe. Ach sudah telanjur saya ceritakan saja, memang kondisinya seperti itu. Tapi dibalik penderitaan diatas, saya malah mendapatkan pengalaman yang luar biasa pada malamnya.

Ini trip yang kesekian kalinya ke Malaysia. Boleh dibilang jika pada kunjungan sebelumnya lebih banyak hanya "numpang"lewat. Namun saat ini saya putuskan untuk berlama-lama disini. Saya ambil 5 hari penuh. Sebelumnya saya sudah 4 kali datang kesini. Ini yang ke 5. Tujuan saya jelas bukan untuk berlibur. Saya hanya berjalan-jalan saja (loh apa bedanya jalan-jalan ama berlibur ;p). Banyak yang ingin saya ketahui. Dari menyelusuri bangunan tua, melihat kehidupan sosial yang beragam, memotret gedung-gedung bersejarah, wisata kuliner mencoba satu persatu makanan dan minuman khas, dan banyak lagi yang bisa saya lakukan. Tentu saja kesemuanya berkaitan dengan pekerjaan yang saya tekuni.

Pukul 02.30 saya tiba di terminal bus Puduraya, perjalanan semalaman dari Hatyai Thailand. Skenarionya tiba di terminal ini pukul 5 atau 6 pagi. Ternyata perjalanan lebih cepat kedatangannya. Kamar hotel sudah saya booking tapi baru bisa masuk atau cek in pada siang hari. Dan hotel yang saya booking jenis guesthouse yang tentu saja punya jam buka tutupnya tidak seperti hotel yang 24 jam penuh. Jadi jikapun saya pergi sekarang percuma saja, hotel tidak akan menerima saya. Sambil menunggu pagi menjelang siang. Saya mampir di sebuah restauran India. Disinilah awal penderitaan dimulai. Setelah tidak sengaja tertidur di meja restauran. Kemudian paginya pamit dan menuju hotel. Tiba-tiba saja perut saya "berontak". Faktor jam biologis dipicu karena saya minum teh tarik (teh bercampur susu) mengakibatkan saya ingin melakukan "hajat" besar.

Dengan tergopoh2 saya mencari toilet umum. Hari gini pagi masih remang-remang mana ada tempat umum yang buka. Berjalan perlahan saya mengingat2 kalo tidak salah ada wartel yang buka 24 jam. Disitu ada toiletnya. Tujuan saya kesitu. Sayang, saya kurang beruntung ternyata wartelnya masih tutup. Kembali ke restauran India tempat tadi saya pesan minuman juga rasanya tidak mungkin karena terlalu jauh. Keringat dingin mulai bercucuran, ibarat orang mau melahirkan, bukaan udah setadium 3....

Bicara soal melahirkan seingat saya ada rumah sakit bersalin (Di kalangan humor Indonesia rumah bersalin dalam bahasa melayu suka diplesetkan menjadi "rumah tempat korban lelaki"!!!). Segera saya kesana, karena letaknya tidak jauh. Tidak sampai 5 menit saya tiba disana, saya masuk lewat jalur tempat mobil keluar masuk, kebetulan tidak ada petugas sekuriti yang berjaga di gardu jadi saya tidak ditanya macam-macam. Tiba di lobi, kembali saya celingukan tidak ada seorangpun. Berharap ada suster/petugas karena saya ingin bertanya lokasi toilet. Setelah menunggu sesaat karena ruangan menuju ke dalam di tutup dan terkunci, munculah petugas sekuriti. Tanpa basa basi saya menanyakan toilet umum di mana. Dengan penuh keheranan si petugas malah balik bertanya. Rumah bersalin baru buka pukul 08.00. Loh pakcik...saya kesini bukan untuk bersalin, selain perut saya rata, saya pan laki-laki. Bow...!!!! cape deh... saya jelaskan dengan sopan saya sudah tidak tahan untuk segera ke toilet. Bukan untuk bersalin atau menengok orang bersalin.

Untunglah si petugas tidak banyak tanya ini itu lagi. Dia keheranan karena tiba-tiba saja ada orang di hadapannya sambil membawa ransel segede-gede gaban. Datang ke rumah sakit malah mencari toilet. Orang yang aneh begitu pikirnya.

Singkat cerita, saya berhasil menuntaskan "hajat" saya. Horeee (mode tiup terompet).Lega rasanya. Keluar dari lobi kembali saya tidak menemukan seorangpun. Rumah sakit yang aneh, sepi sekali. Yah jelas sepi, pagi hari subuh gini gituloh. Sayapun segera meninggalkan tempat ini. Hotel sudah tidak jauh. Sayapun segera kesana. Kondisi perutpun sedang enak-enaknya. Sepanjang jalan yang sepi saya manfaatkan untuk memotret. Hingga akhirnya saya tiba di hotel yang saya rencanakan saya inapi. Ternyata benar, pagar masih di kunci dan pintupun tertutup. Untung disamping hotel ada restauran India. Iyah restauran India!!! duh... rada trauma neh, ingat minum teh tarik yang bikin mules. Tapi saya lupakan saja, tidak ada pilihan lain untuk menumpang duduk. Pagi itu saya hanya memesan Roti Prata dan segelas air suam kosong (air tawar hangat). Tidak memesan teh tarik lagi khawatir perut "berontak". Sambil menikmati roti prata saya tidak menyangka bahwa ternyata malamnya saya mendapat pengalaman luar biasa dengan tidur bersama 4 cewe bule!!!