Thursday, August 02, 2007

Catatan awal backpacking Jelajah China -Tibet (bag 2)


:::

Senin 4 Juni 2007

Melanjuti catatan saya mengenai rencana membuat surat izin masuk Tibet yang ternyata sulit di dapat. Sambil menunggu info terbaru, akhirnya saya putuskan untuk menjelajah tempat-tempat sekitar sini yang menarik. Di provinci Sichuan ini ada 2 tempat yang "wajib" untuk di kunjungi. Yang pertama Penangkaran Hewan Panda dan yang ke dua adalah The Leshan Giant Buddha. Pilihan jatuh untuk melihat penangkaran Panda. Tentu saja, pemilihan untuk melihat hewan yang lutu ini sangat sayang untuk di lewatkan.

Setelah mencari tahu, ternyata lokasi penangkaran ini kurang lebih 1.5 jam dari hotel. Tak lupa saya sudah di wanti-wanti Laura, receptionis hotel yang saya inapi, kalau ingin melihat Panda sebaiknya pagi hari antara pukul 09.00-11.00 karena pada saat itu Panda-Panda tersebut diberi makan. Jika lewat jam itu, si lutu Panda biasanya langsung bobo. Begitulah pola hidup Panda di penangkaran ini. Pagi makan terus tidur, sore hari makan terus tidur lagi. Olalaa jadi inget temen masa kuliah saya si Pindi saya hobinya tidur makan dan tidur. Bicara soal Panda dan habitatnya, tempat yang saya kunjungi ini merupakan "imitasi" dari habitat aslinya. Karena Panda-Panda ini aslinya hidup di pegunungan antara batas Sichuan , Shaanxi dan Propinsi Gansu. Di tempat yang mencakup seluas kira-kira 92 hektar (nahloh seluas apa yah..) ini Panda di hidup dalam beberapa penangkaran. Luasnya area memungkinan beberapa tempat dibagi-bagi. Penangkaran untuk Panda dewasa, penangkaran untuk Panda yang masih kanak-kanak. Sebuah gedung dengan ruang ruang berisi inkubator, gudang tempat menyimpan makanan Panda, berupa gundukan batang2 bambu (makanan khas Panda). Juga ada ruang research & development. Dipenghujung area setelah kurang lebih 2 jam saya memutari ada sebuah tempat berupa bisokop mini yang memutar film seputar Panda. Saya lihat sejenak hmm tak jauh beda dengan acara yang saya tonton di discovery channel, acara pemutaran film ini saya lewatkan saja.

Hari ke dua, situasi mulai terbaca, akhirnya info mengenai Permit Tibet ini sudah mulai
terkuak. Lewat penyelusuran beberapa agen travel, Akhirnya ada 1 agen yang bisa memberi kepastian izin masuk dengan biaya yang rasional menurut kantung saya. Tentu saja saya harus membanding-bandingkan, karena bagaimanapun juga perjalanan ini harus sebisa mungkin mengeluarkan biaya yang seminim-minimnya. Sebagai catatan tambahan menutut info dari pihak agen. Semenjak kejadian demo yang mengakibatkan semua aturan berubah, sehingga semua apiklasi masuk harus melalui agen yang ditunjuk. Alasannya dengan melalui pihak yang ditunjuk ini akan memudahkan Pemda Tibet untuk memantau semua aktifitas pendatang.
Hari ke tiga, kabar gembira itupun datang. Permit Izin masuk Tibet rupanya sudah bisa didapat. Whuaah senang rasanya, perasaan senang akhirnya bisa terlampiaskan. Walaupun ternyata ada tapinya. Tibet permit bisa keluar dengan catatan paket aplilkasi harus di satukan dengan transportasi. Akibatnya biaya yang harus dikeluarkan menjadi lebih. Yah sudahlah setelah membandingkan waktu yang akan terbuang juga rencana waktu telah meleset 2 hari dari itinerary akhirnya saya setuju dengan harga yang ditawarkan. Setelah melakuka aplikasi dan menyerahkan semua persyaratan, diinformasikan bahwa surat bisa diambil pada malam hari. Horeee senangnya.....(mode tiup terompet dan jingkrak2)

Sekian bagian pertama catatan awal jurnal perjalanan menjelajah Tibet
Note : Tambahan, saat menulis jurnal ini saya sudah berada di kota Lhasa, salah satu kota terbesar dari Wilayah Tibet, dimana ada Potala Palace tempat paling penting di Tibet.




::

Labels: , , , ,